Pernyataan itu kendati betul, jika hanya menggunakan akal budi saja. Tapi ternyata pernyataan seperti itu salah jika menggunakan perspektif iman Kristiani. Yudas tidak mengambil peranan penting dalam karya penebusan Allah. Yudas hanya menjadi 1 dari sekian orang yang membuat Yesus di paku di kayu salib. Yesus sendirilah yang membuat diriNya di salib. Dengan melakukan tindakan yang melanggar hukum taurat. Bisa menjadi makna yang ambigu, apakah Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat (Mat 5:17), atau Dia datang untuk meniadakannya? Jika betul Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat, tapi mengapa Dia melanggar beberapa ajaran hukum Taurat? Seperti penyembuhan pada hari sabat, bergaul dengan orang-orang berdosa, membuat mujizat, mengampuni dan membangkitkan orang mati (yang hanya bisa dilakukan oleh Allah). Para ahli taurat dan orang-orang farisi yang kala itu memegang peranan penting dalam masyarakat. Memanfaatkan kesempatan ini untuk membunuh Yesus. Mereka takut dengan kedatangan Yesus pada waktu itu, sempat menggeser popularitas mereka. Ajaran-ajaran yang Yesus berikan dapat dengan mudah diikuti oleh orang banyak. Karena Yesus tidak hanya mengajarkan teorinya tetapi Dia memberikan bukti perbuatan yang dilakukanNya setiap hari. Orang-orang farisi dan ahli taurat hanya bersorak-sorak di pinggir jalan tanpa ada perbuatan.
Tindakan Yesus yang menyatakan diriNya mampu mengampuni dosa orang lain dan menghidupkan orang mati dianggap sebagai hujatan kepada Allah. Pada masa itu orang-orang yang kedapatan menghujat Allah akan di hukum mati. Hal inilah yang digunakan orang farisi dan ahli taurat untuk menyingkirkan Yesus. Banyak cara telah mereka lakukan. Beberapa kali Yesus dicobai oleh orang-orang farisi untuk mendapati kesalahanNya. Namun semua percobaan yang dilakukan orang-orang farisi dan ahli taurat ternyata gagal. Yesus telah mengetahui isi hati mereka terlebih dahulu dan memilih untuk menyingkir dari tempat tersebut hingga pada waktunya tiba. Rasa jengkel dan marah orang farisi terhadap Yesus semakin memuncak ketika Yesus menggunakan perumpamaan ukuran iman tentang orang farisi dan ahli taurat “Celakalah kamu, hai ahli-ahli taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengertahuan: kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.” (Luk 11:52). Memang perkataan Yesus kepada orang farisi dan ahli taurat selalu memojokkan mereka, supaya mereka sadar bahwa segala tindakan yang telah mereka lakukan adalah salah. Mereka hanya suci bagian luarnya saja namun mereka tidak menyucikan bagian dalam.
Ajaran-ajaran Yesus kepada orang banyak membuat pengikutNya pun bertambah dengan cepat. Para ahli taurat dan orang farisi tidak lagi berani menggangu Yesus. Tapi niat mereka untuk membunuh Yesus masih menggebu-gebu dalam hati. Mereka pun menggunakan kesempatan Hari Raya Roti tidak Beragi yang sudah dekat.
Ternyata mereka tidak sendirian, niat jahat mereka ini diketahui oleh Iblis, dan Iblis pun membantu mereka. Iblis membantu mereka dengan cara merasuki salah satu murid Yesus yang memang sering berniat buruk. Murid tersebut bernama Yudas Iskariot yang adalah bendahara pada waktu itu. Sebagai seorang bendahara Yudas telah sering menggelapkan kas mereka. Maka dari itu dia sangat mencintai uang, dan segalanya akan diperbuat demi mendapatkan uang itu. Ahli taurat dan orang farisi setuju untuk membayar Yudas Iskariot dengan 30 keping perak. Yudas pun mencari waktu yang tepat untuk menyerahkan Yesus kepada mereka supaya tidak diketahui oleh orang banyak.
Ternyata mereka tidak sendirian, niat jahat mereka ini diketahui oleh Iblis, dan Iblis pun membantu mereka. Iblis membantu mereka dengan cara merasuki salah satu murid Yesus yang memang sering berniat buruk. Murid tersebut bernama Yudas Iskariot yang adalah bendahara pada waktu itu. Sebagai seorang bendahara Yudas telah sering menggelapkan kas mereka. Maka dari itu dia sangat mencintai uang, dan segalanya akan diperbuat demi mendapatkan uang itu. Ahli taurat dan orang farisi setuju untuk membayar Yudas Iskariot dengan 30 keping perak. Yudas pun mencari waktu yang tepat untuk menyerahkan Yesus kepada mereka supaya tidak diketahui oleh orang banyak.
Pada saat makan bersama, Yesus telah memperingati para murid bahwa ada satu orang dari mereka yang telah mengkhianati Dia. Namun para murid tidak mengerti dengan maksud Yesus. Yudas yang telah ketakutan pun memilih untuk terlebih dahulu keluar setelah makan bersama. Pada saat hari sudah malam Yudas pun datang dengan membawa serombongan pasukan dan ahli-ahli taurat serta orang farisi yang membenci Yesus ikut bersama dengan Yudas. Yesus pun diserahkan oleh Yudas kepada para orang farisi serta ahli taurat dan mereka pun menyerahkan Yesus kepada pengadilan agama (sanhedrin). Yesus pun dihukum mati oleh pengadillan agama dengan tuduhan menghujat Allah dan menyebarkan ajaran sesat.
Yudas tidak mengambil peranan penting dalam proses penyelamatan manusia. Yang memegang peranan penting dalam proses penyaliban Yesus adalah orang-orang farisi dan ahli taurat. Mereka ingin membunuh Yesus karena ajaran yang diajarkan Yesus membuat popularitas mereka menurun. Yesus yang adalah kebenaran sejati ingin mengjarkan hal yang benar. Hukum taurat memang memiliki peraturan yang ketat dan terkesan extreme. Yesus datang untuk memperbaharui serta menggenapi hukum taurat tersebut menjadi hukum cinta kasih. Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib menunjukkan betapa pentingnya cinta kasih terhadap orang lain. Dengan cinta kasih semua masalah dapat terselesaikan dan tidak akan ada lagi masalah baru yang muncul. Namun dengan kekerasan, segala hal hanya akan berakhir dengan kekacauan dan menimbulkan masalah yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari kita masih saja sering seperti Yudas yang menjual Yesus dengan 30 keping perak. Kita menjual Yesus pada jaman ini dengan cara menolak ajaran cinta kasih dan berbuat jahat terhadap orang yang telah menjahati kita. Hukum yang utama diajarkan Yesus adalah mencintai sesama seperti diri sendiri. Yesus tidak hanya berbicara saja, namun Dia telah membuktikan semua omonganNya dengan perbuatan. Kita pun harus mampu mengikuti perbuatan Yesus itu dalam kehidupan sehar-hari, supaya Yesus tidak lagi kita serahkan ke dalam penyiksaan karena dosa kita.
Komentar
Posting Komentar